Jumat, 09 Januari 2009

PEMIMPIN DAN PERSAHABATAN

Dunia telah mengajari kita bahwa kita tak mungkin hidup sendiri.
Dunia telah memberi bukti bahwa tak ada keberhasilan tanpa bantuan orang lain.
Sehingga, menjadi tugas kita untuk hidup bermasyarakat.
Dan menjadi tugas seorang pemimpin untuk mengembangkan persahabatan yang tulus dan mulia.
Karena, tak ada yang mampu memberikan keikhlasan,
Sebab, tak seorang pun mau memberikan lebih dari apa yang anda minta,
selain seorang sahabat.

Banyak memang para pemimpin yang memuja kepada jabatannya,
Tidak sedikit pula para pemimpin yang begitu egois mementingkan dirinya sendiri,
Bahkan ada juga pemimpin yang sangat otoriter dan melupakan aturan bersama.

Kalau dipikir, rasanya tidak layak bagi seorang pemimpin memanfaatkan jabatannya untuk
kepentingan sempitnya sendiri.
Kalaupun itu terjadi, amatlah tidak layak.
Maka persahabatan bakal tidak lagi berdasar kepada ketulusan dan kemuliaan,
melainkan dipenuhi oleh tipu daya dan kelicikan.
Untuk yang seperti itu, ia takkan bisa memiliki sahabat tanpa menjadi sahabat bagi orang lain.

Menjadi pemimpin sekaligus menjadi sahabat.
Itu artinya, ia harus tetap menjalin kesetaraan dan sikap saling menghormati.
Ia pun harus bersedia memberi lebih dari yang diminta mereka.
Ia pun harus siap mau memikul beban mereka.

Menjadi pemimpin berarti menjadi sahabat bagi yang dipimpinnya.
Siap menjadi pemimpin berarti siap menjadi sahabat bagi pengikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar